Masih dalam Kemelut Awan Itu


Masih dengan orang yang sama, jati diri yang sama, tabiat yang sama, pribadi yang sama, kehidupan yang sama, wajah yang sama namun sorot mata yang berbeda …

Waktu membawaku berjumpa dan mengenal dirinya tapi waktu juga yang akhirnya memisahkan kita, sekuat apakah waktu hingga ia mampu melakukannya? Sesuatu yang nyata, ada, dan terasa tapi tak terjamah dan tak terangkul dalam batas harapku itulah waktu.

Setiap orang melakukan hal yang berbeda agar keberadaanya dirasakan. Aku? Aku hanya menikmati semua kemungkinan yang ada, karena hanya dengan hal itu aku merasa diriku nyaman dengan segala sesuatunya. 

Kenyataan yang paling indah ialah saat kita mencintai orang yang mencintai kita. Dan hayalan yang paling indah adalah saat kita merasa orang yang kita cintai juga mencintai kita. Tapi kenyataan dan khayalan tak pernah semudah dan sesimple hipotesa yang telah kita tentukan, semuanya punya arah dan alur masing-masing menuju tempat dan posisinya masing-masing.

Aku berdiri di tepian garis kesendirianku mencoba berlari dari kenyataan dan membawa seluruh duniaku kedalam ceritaku. Sungguh egois. Tapi salahkah aku yang menginginkan keegoisan ini muncul dalam bentuk harap yang tiada hentinya? Aku hanya setitik goresan yang mungkin terbesit di fikiranmu saat tak sengaja kau membaca namaku, saat tak sengaja kau menemukan hal kecil lainnya yang membawamu menuju memori tentangku. 

“Bulan itu indah dan di kelilingi oleh banyak bintang yang tak jauh lebih indah dari bulan itu” sama sepertimu yang dikelilingi oleh fans fanatikmu. Auramu begitu pekat, sepekat malam dalam keheningan saat ini. Ingatan tentang dirimu selalu menjatuhkanku dalam kenangan yang tiada hentinya layaknya persimpangan yang tak berujung atau labirin yang tidak memiliki titik akhir.

Cerita ini takan pernah usai dengan mudah, aku sulit menentukan kalimat akhir dalam cerita ini. Bahagia atau tersiksa. Kalau aku boleh egois untuk kedua kalinya, izinkan aku merubahnya menjadi cerita yang bahagia, cerita yang selalu menyimpan kenangan indah di setiap posisinya dan merekam seluruh perasaan yang kurasa.

Sayangnya ada sebuah garis halus tak berwarna yang memisahkan antara dunia nyata dan khayalan garis di mana aku selalu menyendiri, di mana aku selalu terjatuh saat aku terluka, garis di mana aku selalu tersenyum saat berada di sana, garis di mana aku berharap mampu membawa diriku kedalamnya. Garis itu adalah masa lalu. Sebuah garis halus tak bewarna yang memisahkan dunia nyata dan khayal, memperkuat kenyataan tapi mewarnai indahnya dunia khayal.

Kenyataannya setiap rasa memiliki bagiannya masing-masing dalam hidupku serta memiliki alasan yang nyata untuk dipertahankan. Tuhan masih punya bayak kejutan di setiap detik dalam hidupku, aku hanya bisa memejamkan mata dan mengirimkan harapanku lewat mata yang tertutup dan suara hatiku untuk-NYA. Kuharap keinginanku terpilih olehNYA untuk membawa takdirku esok hari :)

“Apa yang terasa tak pernah seindah apa yang terjadi. Itulah seni dalam khayalanku”

posted under |

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan tuangkan pesan anda setelah membaca,
terimakasih ^^
untuk melihat postan saya yang lebih dulu silahkan cek posting lama

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Recent News

HAPPY READING FOR STALKER ツ

Followers


Recent Comments