Belati



Lautan itu kini terbentuk kembali, entah seberapa dalam.

Sketsa-sketsa yang terbentuk kini hanya sepenggal penyesalan. Memberi penawaran, pergi atau kembali. Kelut kelabu menyentak, mengundang beribu gurauan angan dan impian. Teramat sayang, keduanya gugur sebelum sempat berjatuhan.

Tuan. Entah siapakah yang kian berubah. Aku tidak tau.

Rupanya waktu bergerak diam-diam, mencabut mawar yang belum sempat menggoreskan durinya sebagai pertahanan. Menarik kembali simpul yang sebelumnya terikat manis. Dan meruntuhkan singgahsana yang agung.

Sebagai tanda, kau uraikan sebelum dan setelahnya. Namun tuan, tidakkah kau sadari bahwa selalu ada mawar lain yang akan segera tumbuh bersamaan dengan pemupukan ego? 

Beranjak alih-alih memutar haluan, tersimpan berkasmu tuan. Jauh di ruang yang aku ciptakan untuk semua mawar yang kian menghitam. Tidak hilang bukan? Hanya tertutup. 

Kuramu seluruh ingatan dan kuretas seluruh harapan. Tidakkah cukup?

Bergumam dalam hati, bergejolak seorang diri. Sesungguhnya bayangan itu masih tersisa, namun seluruhnya enggan untuk membuka mata dan melihat. Sehingga bayangan, hanya sekedar bayangan. Takkan lebih. Para pendengar itu pun mulai mengerti tuan. Hampir sepenuhnya mengerti.

Birumu menyelut merah jambuku. Setajam dan sebengis pisau, menyisakan irisan. Yang kemudian ku jahit dan ku redam dalam-dalam. Akan lebih baik jika hanya satu, jangan ciptakan yang kedua ketiga atau seterusnya. Aku takkan cukup untuk semua itu.

Belati yang siap berlumuran darah itu pun takkan cukup tangguh untuk hati yang beku.

Ini yang aku miliki, maka tolong jangan salahkan aku atas itu.


posted under |

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan tuangkan pesan anda setelah membaca,
terimakasih ^^
untuk melihat postan saya yang lebih dulu silahkan cek posting lama

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Recent News

HAPPY READING FOR STALKER ツ

Followers


Recent Comments